Penanaman Bibit dengan Sistem Irigasi Tetes
Musim kemarau yang berkepanjangan dan suhu yang sangat ekstrim, panas dan teriknya sinar matahari membuat tanaman baik di pot ataupun dilahan mudah cepat layu bahkan mati. Apalagi jika kondisi tanah agak berpasir dimana tidak mampu menahan air lebih lama, selain perlunya media tanaman yang porositas baik dalam menahan air perlu dipikirkan juga sistem pengairan yang mampu memberikan air secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama sedikit demi sedikit.
Irigasi tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor (pemancar). yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan frekuensi yang tinggi (hampir terus-menerus) di sekitar perakaran tanaman.
Mahasiswa KKN Universitas Jenderal Soedirman dibantu oleh Pemerintah Desa Paningkaban dan juga warga desa Paningkaban telah berhasil membuat irigasi tetes di lahan wilayah RT 003 RW 002 dengan sasaran warga sekitar dan kelompok Tani.
Pembuatan Irigasi Tetes dan penanaman benih cabai dilakukan dengan tahap awal pencampuran pupuk kotoran ayam dan tanah yang kemudian dimasukan kedalam planterbag. Dalam penanaman benih cabai Mahasiswa dibantu oleh warga sekitar dengan antusias yang tinggi. Monitoring bibit cabai yang ditanam pun dilakukan monitoring setiap hari Pagi dan Sore.
Harapan dibuatnya Irigasi Tetes adalah agar warga maupun kelompok tani masih bisa melakukan aktivitas berkebun dengan maksimal walaupun dengan halangan teriknya matahari dengan kapasitas air yang sangat minim dan bisa menjadi contoh bagi warga atau kelompok lain.